Tulisan 3 (Regional) ilmu sosial dasar

 Berakhirnya Perang Dingin pada akhir tahun 1991 ternyata mampu membawa banyak perubahan pada kondisi yang terjadi di berbagai belahan dunia di mana wilayah Asia Timur pun termasuk ke dalamnya. Dinamika yang terjadi di Asia Timur pasca Perang Dingin tersebut melibatkan aspek hubungan internasional sebagai salah satu kajian penting pembahasan. Sebab, pada masa itu, bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina pada tahun 1980-an, aspek hubungan internasional di Asia Timur pada awal tahun 1990-an mulai dipandang sebagai satu pokok bahasan yang mengalami transisi besar dan berada pada kondisi ketidakstabilan (Yamada, 2009: 3). Menurut analisis Yamada Yasuhiro, sejak saat itulah para akademisi dan jurnalis kemudian mencoba untuk memprediksikan mengenai bagaimana dan seperti apa prospek hubungan internasional di Asia Timur pada abad ke-21 nantinya dengan meletakkan asumsi bahwa pada momentum pasca berakhirnya Perang Dingin yang dibarengi dengan kemajuan yang dialami oleh Cina, akan mengubah struktur internasional kawasan Asia Timur sampai pada tingkatan tertentu dan Cina akan datang untuk memainkan peranan yang lebih besar dari sebelumnya dalam urusan-urusan internasional. Berkaitan dengan proposisi Yasuhiro itu, akan dijelaskan lebih jauh pula bagaimana para analis memetakan prediksinya masing-masing tentang percaturan hubungan internasional di Asia Timur yang memainkan peran beberapa negara di dalamnya.
            Pihak yang berada pada garis pesimistis memprediksikan bahwa setelah Perang Dingin, Asia akan menjadi kawasan multipolar dan cenderung tidak stabil. Salah satu contoh analis yang pesimis tersebut bernama Aaron L. Friedberg, seorang ahli politik di Princeton University, Amerika Serikat, yang memberikan pandangan pesimistiknya mengenai wacana peningkatan aspek hubungan internasional di Asia Timur dengan Cina sebagai salah satu aktor pentingnya, pada awal tahun 1990-an. Bahkan seolah mendukung pemikiran Friedberg tersebut, beberapa pengamat lain menyatakan bahwa akan terjadi perang yang tidak dapat dihindarkan antara Amerika Serikat dan Cina. Berbeda dengan pandangan pihak yang pesimis, para analis yang memiliki pemikiran optimis justru berargumentasi bahwa Asia Timur akan menjadi kawasan yang lebih stabil dibandingkan sebelumnya untuk berbagai macam alasan. Funabashi Yoichi misalnya, seorang jurnalis dari Jepang yang telah sangat diakui kredibilitasnya melalui pemberian penghargaan atas bukunya yang berjudul Asia-Pacific Fusion (dipublikasikan pada tahun 1985) menggambarkan dalam bukunya tersebut bahwa akan ada suatu pergerakan yang dinamis menuju kawasan Asia yang terintegrasi yang akan mengubah hubungan internasional di Asia Pasifik dan seluruh wilayahnya. Dinamika tersebutlah yang disebut Funabashi sebagai “Asia-Pasific Fusion”.
            Masih seputar prediksi para ahli mengenai prospek hubungan internasional di kawasan Asia Timur, menurut Amitav Acharya, seorang ahli politik di Nanyang Technological University, Singapura, tatanan internasional di Asia pada abad ke-21 akan menjadi stabil. Acharya menyampaikan bahwa perkembangan manusia dan jaringan hubungan lainnya yang disertai dengan kenaikan tingkat integrasi ekonomi, akan sama dengan jumlah peningkatan bangsa yang berbagi norma-norma dalam hubungan internasional di kawasan tersebut sehingga mampu membentuk tatanan internasional Asia yang lebih stabil (Yamada, 2009: 3). Namun berdasarkan pengalaman selama hampir dua dekade sejak berakhirnya Perang Dingin, dari dua macam pandangan di Asia yang saling bertolak belakang tersebut ternyata masih belum ada argumentasi yang benar-benar meyakinkan dan berhasil menyediakan bukti nyata untuk mendukung pendapat mana yang paling layak untuk diakui rasionalitas analisisnya. Jelasnya, memang terjadi perubahan dalam hubungan internasional di Asia Timur selama dua dekade lalu dengan menekankan pada peran dari Cina dan ASEAN sebagai model atau representasi regionalisme yang masih dapat mempertahankan eksistensinya di kawasan Asia. Respons yang berasal dari ASEAN dan Cina pada perubahan struktural yang terjadi di Asia Timur disebabkan oleh berakhirnya Perang Dingin dan perluasan kekuatan yang dilakukan Cina, yang telah membantu untuk membawa munculnya basis tatanan internasional baru di Asia Timur dengan ASEAN dan Cina sebagai pusatnya.
            Posisi negara-negara di kawasan Asia Timur dalam konteks hubungan internasional amat berpengaruh besar. Selain Cina, terdapat pula Jepang sebagai negara lain di Asia Timur yang memegang peranan penting. Digambarkan oleh Yamada (2009: 9) bahwa terdapat hubungan yang terbentuk di antara Amerika Serikat, Cina, dan Jepang pada abad ke-21 yang dapat dilihat sebagai bagian penting perubahan sistem dunia, khususnya jika yang dimaksud adalah perubahan pada pihak yang menjadi hegemon. Hegemoni dunia memang selalu mengalami perubahan dari yang semula dipegang oleh Portugal menjadi Belanda pada abad ke-17 kemudian beralih ke Inggris atau Great Britain pada abad ke-18, dan kemudian pada abad ke-20 lalu berubah menjadi diduduki oleh Amerika Serikat. Pada masing-masing kasus perubahan predikat sebagai hegemon di atas, ketika sebuah hegemon baru mengambil alih maka terjadi “hegemonic war” antara pemegang hegemoni lama dengan penantang hegemon yang berkeinginan untuk menggeser kedudukan hegemon lama untuk menjadi pihak hegemon baru. Namun berdasarkan sejarah, belum pernah ada penantang hegemon yang menyeret hegemon lama pada suatu perang hegemoni yang berhasil mengambil alih kedudukan sebagai hegemon. Sebab, perubahan hegemon biasanya terjadi secara alami dan karena ada faktor-faktor penyebab yang mengakibatkan terjadinya perubahan hegemoni. Oleh karenanya, hubungan antara Amerika Serikat-Cina-Jepang pada abad ke-21 ini mungkin akan mengulang kembali pola dari sejarah sistem dunia modern tadi. Banyak dugaan yang muncul bahwa sebenarnya terdapat kepentingan-kepentingan yang terselip dalam hubungan ketiga negara tadi yang disebut sebagai aktor-aktor baru dalam konteks hubungan internasional di Asia Timur. Bahkan apabila mendasarkan pada kepentingan yang terletak dalam hubungan ketiga negara tersebut, masa depan Asia Timur nantinya mungkin ditentukan oleh hubungan antara Amerika Serikat-Cina-Jepang. Jika bangsa atau negara lain mempertimbangkan Cina sebagai “penantang” dalam konteks hegemoni dan kemudian memperlakukan Cina berdasarkan persepsi tersebut maka Cina mungkin juga akan benar-benar menjadi hegemon yang baru (Yamada, 2009: 10).
            Jika tadi telah berbicara mengenai kepentingan yang bermain dalam hubungan internasional di kawasan Asia Timur, selanjutnya akan dibahas mengenai dinamika yang berlangsung di dalamnya. Pada dasarnya, hubungan internasional di Asia Timur cukup banyak dihampiri oleh berbagai macam konflik yang mayoritas dilatarbelakangi oleh perbatasan di antara negara-negara tersebut. Contoh konflik yang terjadi di Asia Timur beberapa di antaranya adalah antara Taiwan dengan Cina, Jepang dengan Korea Utara, dan Korea Utara dengan Korea Selatan. Pada konflik yang terjadi antara Taiwan dengan Cina, mulanya Cina yang menginginkan Taiwan kembali menjadi bagian dari wilayah pemerintahan Cina namun ditolak oleh Taiwan karena menganggap bahwa Taiwan sendiri telah menjadi negara independen sejak tahun 1949. Sehingga kemudian Cina berusaha memasuki Taiwan melalui Partai Kuomintang yang pada akhirnya menjadi pemenang dalam Pemilu yang terakhir diselenggarakan oleh Taiwan. Selain itu, Cina juga berusaha untuk memberlakukan sistem berupa one china policy untuk menarik kembali Taiwan ke dalam wilayah pemerintahannya.
Selain konflik antara Taiwan dengan Cina, terdapat pula konflik yang timbul antara Jepang dengan Korea Utara yang melibatkan intervensi Amerika Serikat. Sebenarnya konflik tersebut timbul ketika dahulu Jepang pernah menduduki wilayah Korea Utara yang kemudian membuat Korea Utara menjadi tidak dapat menerima keberadaan Jepang di negaranya sehingga memicu hubungan kedunya menjadi tidak pernah baik hingga sekarang. Hubungan bilateral antara Jepang dan Korea Utara pun semakin buruk dengan adanya kehadiran Amerika Serikat yang menaruh pangkalan militernya di Jepang sehingga menganggap peristiwa tersebut sebagai ancaman bagi pemerintah Korea Utara jika mengingat bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara sama-sama bersaing atas kepemilikan persenjataan nuklir keduanya. Padahal di sisi lain, Korea Utara masih memiliki konflik dengan negara yang sesama Korea yakni Korea Selatan. Keduanya berkonflik karena adanya pengaruh Uni Soviet terhadap wilayah Korea Utara sedangkan kubu Korea Selatan disokong oleh pengaruh liberalisme Amerika Serikat.
Implikasi dari hubungan internasional yang ada di kawasan Asia Timur terhadap perpolitikan internasional, salah satunya berdampak pada pembentukan hubungan yang lebih baik dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dengan negara-negara yang ada di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang. Poros hubungan yang saat ini mulai cenderung terkonsentrasi ke kawasan Asia Timur seakan menarik perhatian publik dunia ke kawasan ini sehingga menjadikan Asia Timur sebagai wilayah yang menentukan pada abad ke-21 sekarang. ASEAN merupakan contoh regionalisme yang sedikit banyak mendapat pengaruh dari perubahan hubungan internasional yang terjadi di Asia Timur saat ini, khususnya Cina mengingat Cina sekarang banyak berkontribusi pada perkembangan dan kemajuan ASEAN bahkan setelah ASEAN membentuk ARF. Dengan demikian, tidak hanya stabilitas politik yang dipengaruhi namun juga sektor perekonomian. Selain itu, ASEAN yang notabene regionalisme bentukan negara-negara Asia Tenggara, secara geografis pun memiliki kedekatan dengan kawasan Asia Timur sehingga pengaruh-pengaruh tersebut tidak dapat dihindarkan. Jika merujuk pada pendapat Ravenhill (2008: 32), Asia Timur merupakan kawasan yang hari ini kedekatan hubungan antarnegara di dalamnya tidak dapat diragukan lagi dengan mulai terajut kembali dan menjadi semakin erat.
Kesimpulannya, Asia Timur merupakan kawasan yang mengalami perubahan konteks hubungan internasional di mana fenomena tersebut terjadi pasca berakhirnya Perang Dingin yang seiring dengan pertumbuhan pesat ekonomi Cina sehingga banyak prediksi dari para ahli dalam merespon kejadian-kejadian tersebut. Asia Timur tergolong wilayah yang memiliki dinamika cukup fluktuatif yang terbukti dengan banyaknya konflik antarnegara di dalamnya. Menurut Joseph S. Nye, meskipun Cina dipandang sebagai kekuatan baru, tapi secara statistik Cina masih jauh untuk menyamai kekuatan yang dimiliki oleh Amerika saat ini, dan masih harus menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks dalam pembangunan. Bahkan meskipun sejumlah pakar, seperti Goldman Sachs memproyeksikan bahwa di tahun 2027 Cina akan mampu melampaui GDP Amerika, tetapi Nye memandang kesamaan size tersebut tidak menjamin kesamaan komposisi (bukan kuantitas). Karena Cina sendiri masih menghadapi berbagai masalah, khususnya demografi. Meskipun Cina sejauh ini sukses membuktikan bahwa sistem politiknya yang otoriter mampu membawa stabilitas di pemerintahan, tapi hal tersebut belum menjawab masalah tuntutan akan partisipasi politik yang lebih baik. Sehingga kemudian banyak pengamat dan ahli yang memperkirakan bahwa masih jauh bagi rakyat Cina untuk dapat menikmati standar hidup yang cukup tinggi layaknya di Eropa atau Amerika Serikat (Ghitis dalam www.worldpoliticsreview.com). Cina juga butuh kehati-hatian dalam mengambil sikap untuk merespon pesatnya perkembangan bangsa-bangsa lain di Asia, seperti India dan Jepang, yang dikenal memiliki hubungan yang cukup akrab dengan Amerika Serikat.


Sumber:
http://vinandhika-p--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-47698-MBP%20Asia%20Timur-Hubungan%20Internasional%20di%20Asia%20Timur.html


Tulisan 1 (Lokal) ilmu sosial dasar


TAWURAN SMA 6 VS SMA 70: Perkelahian Pelajar Di Bulungan Sudah Jadi Tradisi, Mengapa?


 Compact_tawuran

JAKARTA: Masih ingat Gilang Perdana? Pelajar SMA 6 yang sangat bangga telah memukuli wartawan Trans7 Oktaviardi. Itu terjadi saat Oktaviardi meliput tawuran pelajar SMA 6 melawan SMA 70 pada September 2011.

Dan pada Senin kemarin, 24 September 2012, tawuran antarpelajar SMA kembali pecah di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan,  Pesertanya lagi-lagi para siswa dari SMA 6 dan SMA 70. Seorang pelajar SMA 6 bernama Alawy Yusianto Putra, meninggal sebagai korban. Tiga orang lagi luka-luka.

Perkelahian siswa SMA 6 dan SMA 70 sudah berjalan cukup lama dari generasi ke generasi. Kedua institusi pendidikan itu sebenarnya termasuk sekolah favorit.

Pada 5 Oktober 1981, di kawasan Bulungan ada tiga SMA yaitu 6, 9 dan 11. Ketika itu terjadi sering terjadi tawuran antara siswa SMA 7 dan SMA 9. Untuk meredakan aksi kekerasan itu, kemudian kedua sekolah digabung menjadi SMA 70.

Sejak itu, perkelahian antarapelajar di seputaran Bulungan menjadi reda. Era 1990-an, perkelahian bergeser ke wilayah lain di Jakarta danpinggiran ibukota, biasanya melibatkan pelajar STM dan sekolah swasta.

Entah mengapa, setelah era 2000-an, muncul lagi tradisi tawuran di seputaran Bulungan yang melibatkan SMA 6 dan SMA 70, bahkan sampai menelan korban meninggal. Pembicaraan tentang kekerasan di kalangan pelajar tersebut menjadi pembicaraan yang cukup hangat di media massa dan jejaring sosial.

Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya polisi mengungkapkan terduga pelaku pembacokan siswa SMAN 6, Alawy Yusianto Putra, adalah FT, siswa SMAN 70, yang memiliki catatan kriminal dan dua kali tidak naik kelas meskipun sekolahnya kategori unggulan.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Hermawan mengatakan kepolisian tengah mengejar FT yang diduga kabur setelah melakukan pembacokan Awaly. Namun, polisi telah mengamankan barang bukti tindakan kriminal tersebut.

“Yang diduga pelaku berinisial FT, itu umurnya sudah dewasa dan dua kali tidak naik kelas,” ujarnya kepada pers di Jakarta, Selasa (25/9/2012).

Dia mengungkapkan FT memiliki catatan kriminal yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Menurutnya, FT pernah disangkakan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan bersama-sama dan pasal 351 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Namun, dalam kasus tersebut FT lolos dari jerat hukum. Anehnya pelapor mencabut tuntutan kepada FT. Tak ada penjelasan kenapa pelapor melakukan pencabutan tuntutan. “Cuma pelapornya mencabut laporan dan gugatannya,” kata Hermawan.

Kali ini FT kemungkinan dikenai tuntutan yang hampir sama, yakni pasal 170 KUHP ayat 2 dengan ancaman 12 tahun penjara. Selain itu, pasal 351 ayat 3 karena menyebabkan korban meninggal dunia dengan ancaman 7 tahun penjara dan pasal 338 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

“Saksi yang lihat pembunuhan itu cuma 1 orang, tidak terlihat orang lain yang memukul korban. Makanya pasal 338 yang dimasukkan. Kalau pasal 170 itu kan bersama,” terangnya.

Perkelahian  antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta pecah di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2012). Tawuran itu menyebabkan Alawy, 15, siswa SMAN 6 kelas X, tewas akibat luka sabetan benda tajam di bagian dada.

Padahal Alawy tidak melakukan tawuran. Dia tengah makan di sekitar lokasi. Pada saat kejadian, dia mencoba menyelamatkan diri bersama temannya. Namun, siyalnya siswa belia itu terjatuh dan ditebas oleh FT.

Polisi saat ini masih memburu FT yang diduga kabur setelah melakukan pembacokan. Namun, polisi telah mengamankan golok yang diduga dipakai melakukan pembacokan.

“Pelaku sampai sekarang belum ketangkap. Posisi dia di mana, itu belum diketahui. Sekarang polisi sedang memburu pelaku,” kata Hermawan.

Apabila FT pernah melakukan tindakan kriminal dan tidak naik kelas, tentu kontradiksi dengan status SMAN 70 yang berstatus sekolah unggulan. Pasalnya siswa apabila tak naik kelas sekali bakal diminta keluar, sesuai dengan perjanjian awal masuk sekolah.(SOLOPOS/api)



Sumber:

Tulisan 4 (Internasional) ilmu sosial dasar



KERJASAMA BILATERAL INDONESIA – JEPANG

HUBUNGAN BILATERAL
a.Sejarah Singkat Hubungan Bilateral
Dengan kemampuan diplomasi, kekuatan ekonomi, potensi militer yang dimilikinya serta keeratan aliansi dengan Amerika Serikat, Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang senantiasa diperhitungkan dalam menentukan strategi  politik, keamanan maupun ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik. Posisi  strategis Jepang tersebut selanjutnya  telah mendorong Indonesia untuk menempatkan Jepang sebagai salah satu mitra penting dalam mewujudkan kepentingan nasional Indonesia di berbagai bidang kehidupan, baik untuk program pembangunan nasional maupun keikutsertaannya dalam menjaga ketertiban dunia sesuai Pembukaan UUD 1945 melalui berbagai kerjasama bilateral, regional dan multilateral.
Dalam suasana berkembangnya gejala disintegrasi bangsa dalam beberapa tahun terakhir ini, Jepang memberikan komitmen dan dukungan terbaiknya kepada Indonesia dalam ikut menjaga dan memelihara keutuhan integritas teritorial dan kesatuan wilayah negara RI.  Meskipun demikian, Jepang juga merasa prihatin dan berharap banyak kepada Indonesia agar dapat menyelesaikan sejumlah permasalahan di dalam negerinya secepat mungkin dengan baik, terutama dalam masalah Aceh dan Irian Jaya, dengan sepenuhnya memperhatikan penghormatan kepada hak asasi manusia.
Sejak bergulirnya proses reformasi dan demokratisasi, Indonesia merasakan Jepang menunjukkan keinginan untuk membantu pulihnya stabilitas politik dan bergeraknya kembali roda perekonomian Indonesia. Dalam kaitan ini juga Indonesia menghargai komitmen dan dukungan Jepang dalam ikut menjaga dan memelihara keutuhan integritas teritorial dan wilayah kesatuan negara Republik Indonesia dari segala bentuk gejala disintegrasibangsa

b.Kerjasama dan Hubungan Politik
Hubungan pada tingkat diplomatik didasarkan pada perjanjian Perdamaian antara Republik Indonesia dan Jepang pada bulan Januari 1958. Sejak itu hubungan bilateral antara kedua negara berlangsung baik, akrab dan terus berkembang tanpa mengalami hambatan berarti.
Eratnya hubungan bilateral kedua negara tersebut juga tercermin dalam berbagai persetujuan yang ditandatangani maupun pertukaran nota oleh kedua pemerintah, yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan landasan yang lebih kuat bagi kerjasama di berbagai bidang.
Persetujuan Indonesia – Jepang tersebut antara lain meliputi:  Pertama, “Treatyof Amity and Commerce” yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 1961 di Tokyo.  Kedua, “Perjanjian Hubungan Udara” yang ditandatangani pada tanggal 23 Januari 1962 di Tokyo.  Ketiga, “Kerjasama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” yang ditandatangani pada tanggal 12 Januari 1981 di Jakarta.  Keempat, “Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda” yang ditandatangani pada tanggal 3 Maret 1982 di Tokyo.  Sejak tahun 1966 sampai sekarang antara pemerintah Indonesia dan Jepang telah dilakukan sekitar 200 pertukaran nota yang menyangkut kerjasama di bidang perikanan pertanian, kehutanan, peningkatan produksi pangan dan bantuan keuangan Jepang.
Tingginya intensitas kunjungan timbal balik di antara pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara. Kaisar Jepang berkunjung ke Indonesia tahun 1991 dan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah berkunjung ke Jepang. Sejak Indonesia dilanda krisis dan mengalami bencana tsunami, PM Jepang Junichiro Koizumi telah berkunjung empat  kali ke Indonesia. Kunjungan terakhir Presiden Yudhoyono dilakukan pada bulan Nopember 2006, yang kemudian dibalas oleh kunjungan PM Shnzo Abe pada bulan Agustus 2007.
Kunjungan timbal balik pada tingkat Menteri khususnya Menteri Luar Negeri, Menteri  bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri, para pejabat tinggi, politisi dan cendekiawan dari berbagai bidang disiplin serta seniman juga berlangsung dengan intensif.
Antara kedua negara juga terjalin kerjasama erat sebagai sesama anggota organisasi/forum regional dan internasional seperti PBB, ESCAP, APEC, WTO dan ASEM. Dalam kerangka kerjasama regional ASEAN, Jepang merupakan salah satu mitra dialog utama dan anggota ARF. Dan meskipun dalam suasana krisis Jepang tetap memandang Indonesia sebagai stabilisator di kawasan Asia Tenggara.
Jepang memiliki kepentingan agar kerjasama dengan Indonesia dapat dilanjutkan dalam berbagai forum internasional dalam bentuk dukungan timbal balik, baik kepada posisi negara maupun kepada calon negara masing-masing, di sejumlah organisasi regional dan internasional, termasuk pada sidang Komisi HAM PBB dan Sidang Sub-Komisi PDPM PBB.
Kerjasama bilateral dalam rangka sister city/province saat ini juga semakin berkembang. Saat ini terdapat 6 sister city/province arrangements yang telah dikukuhkan dengan MOU yaitu Jakarta-Tokyo, Yogyakarta-Kyoto, Surabaya-Kochi, Medan-Ichikawa, Jawa Timur-Osaka Prefecture dan Irian Jaya-YamagataPrefecture. Bentuk kerjasama lain yang turut membantu pengembangan hubungan adalah keberadaan asosiasi-asosiasi persahabatan Indonesia – Jepang di berbagai prefektur di Jepang seperti Hiroshima, Kyushu, Okinawa, Ichikawa, maupun Tochigi.
Pentingnya hubungan Indonesia – Jepang juga tercermin dari besarnya perwakilan kedua negara di Tokyo dan Jakarta. Kedutaan besar Jepang di Jakarta termasuk perwakilan Jepang terbesar di negara lain, demikian juga halnya dengan KBRI Tokyo yang merupakan salah satu KBRI yang terbesar.
Pada saat kunjungan kenegaraaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jepang akhir November 2006, kedua pemimpin sepakat untuk terus meningkatkan kerjasama di berbagai program, sebagaimana tercermin dalam Pernyataan Bersama mengenai “Strategic Partnership for Peaceful and Prosperous Future”, yang didasarkan atas “the Japan – Indonesia Joint Statement Partners for New Challenges” yang ditandatangani pada bulan Juni 2005 pada saat kunjungan Presiden RI ke Jepang. Pernyataan bersama ini ditujukan untuk peningkatan hubungan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. Kedua pemimpin mengaris bawahi bahwa kerjasama strategis Indonesia dan Jepang akan menjadi alat utama untuk meningkatkan dan memperluas kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua negara, dan juga dalam upaya mengali kemungkinan-kemungkinan baru untuk meningkatkan hubungan kedua negara secara konkrit. Pernyataan bersama ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penciptaan perdamaian internasional, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Asia dan sekitarnya, serta hubungan yang erat dalam menghadapi tantangan baru seperti masalah flu burung, terorisme, bencana alam, dan kejahatan transnasional.

c.Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Bidang Perdagangan dan Investasi
1)Jepang merupakan mitra dagang utama Indonesia yang berada di urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor dan sebagai sumber impor dengan total nilai perdagangan sampai dengan bulan Desember 2007 sebesar US$30 milyar meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2006 senilai US$ 27 milyar. Pada periode 2007, Indonesia mendapatkan surplus US$17 milyar. Sementara itu untuk tahun 2008 periode Januari-September, nilai perdagangan Indonesia-Jepang senilai US$ 32,8 milyar, dengan ekspor Indonesia senilai US$ 21,8 milyar, impor Indonesia senilai US$ 11 milyar dan Indonesia mendapatkan surplus sebesar US$ 10,87 milyar.
2)Produk-produk ekspor Indonesia antara lain: minyak dan gas bumi serta produk non-migas seperti kayu lapis, mesin-mesin listrik, nikel, hasil perikanan, karet alam, kertas dan produk kertas, tekstil dan produk tekstil, furniture, kopi, cokelat, teh dan lainnya. Sedangkan produk impor utama dari Jepang ke Indonesia di antaranya adalah barang modal yang berkaitan dengan kegiatan investasi dan kebutuhan industri dalam negeri seperti mesin-mesin, perlengkapan elektronik, suku cadang kendaraan, besi baja, plastik, bahan kimia, dan produk metal.
3)Sejauh ini Indonesia memiliki banyak komoditi non-migas yang cukup menjadi andalan untuk diekspor ke pasaran Jepang. Ada kurang lebih sekitar 50 komoditi non-migas yang memasuki pasaran Jepang. Komoditi yang kiranya masih potensial untuk dapat ditingkatkan ekspornya, termasuk oleh UKM, ke pasaran Jepang antara lain suvenir, hasil perikanan, hasil pertanian seperti kopi, teh, coklat dan rempah-rempah, produk makanan, produk hasil hutan tanaman, batik dan tenun ikat, disamping produk pertambangan seperti tembaga dan nikel, elektronik, mebel, karet, pakaian, plywood, kertas, dan sebagainya.
4)Dalam upaya untuk memasuki pasar Jepang, Indonesia kiranya perlu lebih meningkatkan hal-hal antara lain sistem pemasaran, pengawasan mutu produk, pelabelan dan sertifikasi hasil uji. Dalam memasuki pasar Jepang, Indonesia juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari negara pemasok lainnya sperti China, negara-negara ASEAN, India, Pakistan.
5)Berdasarkan data BKPM, investasi langsung (FDI) dari Jepang ke Indonesia selama tahun 2007 tercatat US$603,4 juta dan berada di peringkat sembilan di bawah AS, Singapura, Malaysia, Seycheles, Inggris, China, Korea Selatan dan Belanda. Jepang merupakan investor terbesar untuk periode 1 Januari 1967-Desember 2007 dengan akumulasi jumlah senilai US$40,1 milyar dalam 1.795 proyek.
6)Besarnya pasar Indonesia yang amat besar dan stabilitas politik yang memadai dipandang pelaku industri sebagai daya tarik. Namun, keluasan pasar dan stabilitas politik itu ternyata tidak cukup membuat Indonesia menjadi pilihan investasi Jepang. Sebaliknya, pasar tunggal ASEAN justru berpotensi membuat Jepang mengembangkan industri di negara-negara tetangga dengan membidik target pasar Indonesia. Peluang yang baik ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia dengan menyiapkan infrastruktur fisik dan nonfisik di Indonesia, pemberantasan korupsi, pembenahan undang-undang ketenagakerjaan, dan kepastian hukum.
7)Terdapatnya pengakuan dari pihak Jepang bahwa investasi Jepang di kawasan Asia Tenggara, utamanya Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia dipandang menjadi pendorong utama bagi peningkatan investasi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survey peringkat tujuan investasi yang diadakan JBIC, Indonesia menempati peringkat ke 8 (delapan) pada tahun 2007 naik satu peringkat ke peringkat ke 7 (tujuh) pada tahun 2006. Menarik untuk diperhatikan bahwa investasi dilakukan oleh perusahaan Jepang berada pada sektor usaha kecil dan menengah. Di samping itu, investasi yang masuk belakangan ini bukan merupakan investasi baru, melainkan ekspansi perusahaan-perusahaan Jepang yang sudah beroperasi sebelumnya. Beberapa kendala yang menjadi perhatian kalangan dunia usaha Jepang dalam melakukan investasi di Indonesia adalah iklim investasi yang belum kondusif, masalah keamanan, perburuhan, kepastian hukum dan perkembangan pelaksanaan otonomi daerah.
8)Selain besarnya pasar Indonesia, Indonesia juga mempunyai daya tarik lain untuk tujuan investasi Jepang, antara lain: ketersediaan tenaga kerja yang banyak, rajin dan cepat dalam penguasaan teknologi; serta Indonesia dianggap negara yang paling ramah terhadap Jepang dibanding dengan negara lain di Asia.
Bidang Energi
1)Terkait dengan pasokan LNG ke Jepang, Pemerintah Jepang sedang menegosiasikan kembali harga LNG dengan  Australia, Brunei, Malaysia, dan Indonesia dengan “multiyear contract” yang memperbolehkan ditinjau kembali secara berkala. LNG yang rencananya diimpor dari empat negara tersebut dilakukan guna memenuhi permintaan domestik yang tinggi dikarenakan penutupan nuclear power plant untuk pengecekan keamanan. Sebagai catatan, import LNG Jepang setiap tahunnya naik 8 persen.
2)Dalam kaitannya dengan isu energy security masih terdapat kekhawatiran Jepang terhadap pasokan energi dari Indonesia setelah berakhirnya kontrak pada tahun 2010 dan 2011. Presiden RI telah menyatakan komitmen Indonesia untuk menghormati kontrak yang sedang berjalan, dan akan mempertimbangkan dengan seksama keinginan pemerintah Jepang terhadap pasokan energi Indonesia dimaksud. Presiden RI menegaskan bahwa kerjasama energi ini akan diberikan secara proporsional didasarkan atas kemampuan produksi dan kebutuhan domestik energi Indonesia. Oleh karena itu, Jepang perlu meningkatkan investasinya untuk eksplorasi dan eksploitasi guna mencari ladang-ladang minyak dan gas baru di Indonesia.

Bidang Lingkungan Hidup
1)Dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Jepang, Masahiko Koumura dan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Jepang dan Indonesia sepakat untuk mempercepat pembicaraan mengenai bantuan Jepang kepada Indonesia dalam rangka kerjasama lingkungan hidup. Dalam pertemuan tersebut, Menlu Jepang menyatakan komitmen Jepang untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam membentuk kerangka kerjasama pasca Protokol Kyoto.
2)Dengan kebijakan Cool Earth Partnership, Jepang telah mengalokasikan dana bantuan sebesar US$10 milyar dalam jangka waktu 5 (lima) tahun untuk mendukung negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi rumah kaca dan mengurangi dampak negatif akibat perubahan iklim.

d.Kerjasama Sosial Budaya dan Pariwisata
Himpunan Persahabatan Indonesia-Jepang
Hubungan sosial budaya antara Indonesia dan Jepang telah terjalin dengan baik sejak lama. Untuk mewadahi jalinan hubungan kerjasama yang lebih baik, telah dibentuk beberapa lembaga persahabatan Jepang dan Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut antara lain adalah: Japan – Indonesia Association (Japinda),Organization Council Japan-Indonesia Friendship (Nihon-Indonesia Yukodantai Kyogikai), Tokyo Lagu-Lagu kai, Tanah Air kai, Merah Putih kai, Yayasan Gesang, Teman Sejati kai, Hokaido-Indonesia kai, Hiroshima-Indonesia kai, Kyoto-Indonesia Yuko Kyokai, Kansai-Indonesia Yuko Kyokai, Okinawa-Indonesia Yuko Kyokai, Nagasaki-Indonesia Yuko Kyokai, Kyushu-IndonesiaYuko Kyokai, dan Garuda Kumamoto kai. Sementara itu, di Indonesia juga terdapat banyak lembaga persahabatan antara lain; Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ), dan Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA).
Adapun JAPINDA sendiri merupakan lembaga persahabatan Indonesia-Jepang tertua dan terbesar yang anggotanya terdiri dari Duta Besar, Konsul Jenderal, pejabat dan pengusaha Jepang yang pernah bertugas di Indonesia, serta paraIndonesianis.
Sister City/ Sister Province
Kerjasama bilateral dalam rangka sister city/province saat ini juga semakin berkembang. Saat ini terdapat 6 sister city/province arrangements yang telah dikukuhkan dengan MOU yaitu Jakarta-Tokyo, Yogyakarta-Kyoto, Surabaya-Kochi, Medan-Ichikawa, Jawa Timur-Osaka Prefecture dan Irian Jaya-YamagataPrefecture. Bentuk kerjasama lain yang turut membantu pengembangan hubungan adalah keberadaan asosiasi-asosiasi persahabatan Indonesia–Jepang di berbagai prefektur di Jepang seperti Hiroshima, Kyushu, Okinawa, Ichikawa, maupun Tochigi.

Bidang Pariwisata
Pada tahun 2000, untuk pertama kali Indonesia sebagai tujuan wisata bagi Jepang ke dalam jajaran Top Ten Destinations. Secara statistik, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia menunjukkan perkembangan yang fluktuatif sesuai dengan persepsi situasi perkembangan keamanan di Indonesia.
Pada tahun 1999, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia mencapai 519.550 dan pada tahun 2000 jumlah tersebut meningkat menjadi 662.045 orang. Namun pada tahun 2001, jumlah wisatawan Jepang mengalami penurunan menjadi  611.314 orang. Pada tahun 2002, jumlah tersebut meningkat kembali menjadi 620.722 orang. Jumlah wisatawan Jepang menurun menjadi 463.088 orang pada  tahun 2003. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya peristiwa Bom Bali pada bulan Oktober 2002. Pada tahun 2004 wisatawan Jepang meningkat menjadi 615.720 orang, tetapi kembali mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi 517.879 orang dan pada tahun 2006 menjadi 419.213 orang. Data Depbudpar pada tahun 2007 menunjukkan bahwa wisatawan Jepang yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak 508.820 orang.
Bidang Pendidikan
Jepang juga merupakan negara yang penting dalam rangka pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang pendidikan. Berdasarkan data dari KBRI Tokyo hingga Oktober 2006, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang tercatat sebanyak 993 orang. Sebagian besar dari mahasiswa Indonesia di Jepang atas biaya dari Pemerintah Jepang melalui program beasiswa Monbukagakusho (sebanyak 469 orang, atau sekitar 47,23%). Sedangkan yang mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia (OECF/STAID, maupun beasiswa dari Pemerintah Daerah) sebanyak 44 orang (sekitar 4,43%) dan yang atas tanggungan dari swasta Indonesia sebanyak 44 orang (4,43%). Selain itu, 270 orang (27,17%) mendapatkan beasiswa dari swasta Jepang, dan sekitar 166 orang (16,71%) atas tanggungan pribadi.
Apabila dilihat dari bidang pendidikan yang sedang ditempuh, sebagian besar dari mereka mengambil bidang teknik, antara lain bidang aeronautical, pertanian, bioteknologi, electronic engineering, computer dan information science, mechanical engineering maupun geoteknologi. Sedangkan sisanya mengambil kekhususan dalam bidang ilmu sosial dan ekonomi (termasuk bidang pendidikan, bahasa dan sastra serta politik).
Indonesia mendapatkan kehormatan melalui penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa atas upaya yang dilakukan oleh Wapres Jusuf Kalla dalam membangun perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.  Gelar tersebut diberikan oleh Universitas Soka yang diawali dengan pemberian penghargaan Friendship Award oleh Soka University Student Body kepada wapres RI.
Warganegara Indonesia di Jepang
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Jepang pada tahun 2006, jumlah penduduk Indonesia di Jepang adalah 25.097 orang yang terdiri dari tenaga pemagang, mahasiswa, karyawan,  pengusaha dan ibu rumah tangga.
e.Kerjasama-kerjasama lainnya yang Menonjol
Kerjasama dan Bantuan Keuangan
1)Bantuan ekonomi Jepang kepada Indonesia dimulai pada tahun 1954, dalam bentuk pemberian pelatihan di Jepang di bidang industri, komunikasi, transportasi, pertanian dan kesehatan. Bantuan ekonomi Jepang diberikan dalam bentuk pendidikan SDM, pembangunan infrastruktur sosial ekonomi yang bermanfaat bagi pembangunan Indonesia. Sebagai contoh, pada saat krisis ekonomi melanda Asia sejak Agustus 1997, Jepang membantu Indonesia yang sedang berusaha keluar dari krisis dalam bentuk pinjaman khusus, perpanjangan kewajiban pembayaran, dukungan strategi pemerintah dan lain-lain. Begitu pula ketika gempa dan tsunami melanda pulau Sumatra pada Desember 2004, Jepang menyediakan dana rekonstruksi dan rehabilitasi bagi korban bencana sebesar US$640 juta. Selama ini secara kumulatif, bantuan Jepang kepada Indonesia berjumlah US$29,5 miliar (total sampai tahun 2006).
2)Sistem bantuan ekonomi Jepang kepada Indonesia meliputi 3 (tiga) jenis yaitu:
a.Pinjaman Official Development Assistance (ODA) / pinjaman Yen, yang merupakan pinjaman dana dengan persyaratan ringan, berjangka panjang dan berbunga rencah yang dibutuhkan negara berkembang dalam rangka menata fondasi sosial ekonomi yang akan menjadi dasar dalam pembangunan.
b.Bantuan Dana Hibah, bantuan dana tanpa kewajiban untuk membayar kembali.
c.Bantuan Teknik, bantuan pendidikan SDM di negara-negara berkembang.
3)Salah satu hal penting untuk menjadi perhatian Indonesia adalah kebijakan penurunan anggaran ODA tahun 2008 menjadi 700,2 milyar Yen dari yang sebelumnya sebesar 729,3 milyar Yen dan merupakan penurunan untuk 9 (sembilan) tahun berturut-turut. Dari dana itu, total 550,7 milyar Yen sebagai hibah yang antara lain terdiri dari 292,7 milyar Yen untuk proyek kerjasama teknik, 158,8 milyar Yen untuk pembangunan ekonomi. Selain itu, 149,5 milyar Yen digunakan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebagai pinjaman.
4)Menyikapi kecenderungan penurunan ODA selama ini, Kemlu Jepang telah melakukan pembaharuan strategi atas kebijakan ODA yang sekarang ini, dengan lebih menempatkan prioritas kepada aspek-aspek human security, pengentasan kemiskinan, pembangunan yang berkelanjutan, dan peace building.
5)Sesuai dengan rencana pemberian bantuan bagi Indonesia yang telah ditetapkan pada bulan November 2004, pemerintah Jepang telah menetapkan 3 (tiga) pilar utama sebagai berikut:
a.Bantuan swasta untuk mewujudkan “pertumbuhan yang berkesinambungan oleh sektor swasta”.
Pembangunan infrastuktur ekonomi dalam rangka reformasi iklim investasi, promosi industri pendukung dan usaha kecil dan menengah, pembenahan berbagai kebijakan ekonomi dan reformasi di sektor moneter.
b.Dukungan untuk “mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis”.
Pengentasan kemiskinan (penciptaan lapangan kerja melalui pembangunan desa petani dan nelayan, peningkatan penghasilan dan kesejahteraan, peningkatan pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum), reformasi tata pemerintahan (reformasi penegakan hukum, kepolisian, otonomi daerah, dan lain-lain).
c.Bantuan terhadap “keamanan dan perdamaian”.
Penciptaan perdamaian, bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi, penjagaan keamanan.
6)Selama tahun 2008 ini, Pemerintah Jepang telah memberikan pinjaman dalam skema Fourth Development Policy Loan, Nine Yen Loan Projects serta Climate Change Program Loan kepada Pemerintah Indonesia. Selain itu berbagai hibah baik program baru maupun perpanjangan dana hibah juga banyak diberikan oleh Pemerintah Jepang.
7)Indonesia ingin perluas currency swap dengan Jepang.  Saat ini, Indonesia memiliki US$3 miliar swap arrangement dengan Korea Selatan dan US$3 miliar dengan China.  Hingga 31 Januari 2009, Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar US$50,9 miliar.  Bank Indonesia sendiri tengah berupaya menyelesaikan negosiasi untuk meningkatkan jumlah currency swap arrangement dengan Jepang dari jumlah US$6 miliar saat ini.  Namun, jumlah pasti tambahan swap arrangement yang diminta untuk meningkatkan cadangan devisa dan memperbaiki sentimen terhadap rupiah melalui perjanjian ini.

f.Kerangka Kerjasama lainnya

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
1)Pada saat kunjungan PM Jepang ke Indonesia, 19 – 21 Agustus 2007, Presiden Yudhoyono dan PM Abe telah menandatangani dokumen kesepakatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, yakni Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
2)Terdapat 3 (tiga) pilar pokok dalam persetujuan di dalam EPA yaitu. Pertama: Kerja sama peningkatan kapasitas industri menjadi tumpuan harapan; Kedua: fasilitasi perdagangan dan investasi; Ketiga: liberalisasi yang menghapus sebagian besar tarif bea masuk ke kedua negara. Dengan demikian, kerja sama peningkatan kapasitas menjadi sangat penting sehingga diharapkan dengan kerja sama ini, Indonesia mendapatkan masukan-masukan dalam rangka program capacity building.  Program ini sangat diperlukan karena akses masuk ke pasar Jepang lebih ketat dan dibentengi oleh hambatan nontarif, terutama tuntutan standar kualifikasi produk yang tinggi. Melalui kerja sama peningkatan kapasitas, produk Indonesia diharapkan dapat memenuhi standar pasar Jepang sekaligus menembus pasar global.
3)Melalui kesepakatan IJEPA ini, Indonesia diharapkan dapat memperoleh manfaat antara lain dari meningkatnya akses untuk berbagai produk ekspornya di pasar Jepang. Hal ini juga akan memberikan dorongan bagi peningkatan investasi Jepang di Indonesia, termasuk yang bertujuan untuk mengunakan Indonesia sebagai pusat produksi untuk ekspor bukan saja ke Jepang tetapi juga untuk pasar ketiga yang lain.
4)Perjanjian kerjasama ini sangat penting bagi Indonesia karena Jepang merupakan pasar terbesar yang mewakili sekitar 20% pangsa produk ekspor. Jepang juga merupakan investor dan donor bantuan luar negeri terbesar bagi Indonesia. Selain itu, IJEPA juga akan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara lain yang telah lebih dahulu mengadakan kerjasama sejenis dengan Jepang seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei, India, Australia, Chile, dan Meksiko.
5)Dari sisi perdagangan pada IJEPA telah disepakati bahwa sekitar 90% dari impor manufaktur dan pertanian Indonesia yang masuk ke Jepang saat ini akan mengalami penurunan tarif bea masuk segera turun atau dihapus, dan sisanya dalam kurun waktu 3 – 10 tahun, dan untuk beberapa produk pertanian 15 tahun. Daftar yang dikecualikan sekitar 1% dari nilai impor. Sedangkan penurunan bea masuk produk Jepang ke Indonesia dilakukan lebih bertahap, dengan hanya 30% yang segera turun atau dihapus, dan secara  bertahap dengan tahapan 3 – 15 tahun, bahkan untuk produk-produk yang sensitif dan strategis akan dikecualikan sama sekali.
6)Selanjutnya, pertemuan pertama Joint Committee/JC IJ-EPA Tingkat Menteri di Tokyo pada tanggal 1 Juli 2008 yang juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan RI telah menandai peluncuran pemberlakuan kesepakatan IJEPA di kedua negara. Dalam pertemuan pertama ini, disepakati implementasi perjanjian termasuk yang terkait dengan prosedur operasional mengacu pada Chapter 2 (Trade in Goods) dan Chapter 3 (Rules of Origin) perjanjian IJEPA.
Pengiriman Tenaga Perawat dan Perawat Lansia dalam kerangka IJEPA
1)Pada tanggal 19 Mei 2008, MoU implementasi pengiriman perawat dan perawat lansia telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) danJapan International Cooperation Welfare Society (JICWELS) dengan disaksikan para pejabat kedua perwakilan kedua pemerintahan, Depnakertrans RI dan Kementerian Tenaga Kerja, Kesehatan dan Kesejahteraan Rakyat. Diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta berkesinambungan agar dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak.
2)Dalam kerangka kesepakatan IJEPA, disepakati bahwa tenaga perawat dan perawat lansia Indonesia sejumlah 1.000 orang tenaga perawat Indonesia secara bertahap dalam 2 tahun akan diterima untuk bekerja di Jepang. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah melepas TKI perawat (nurse) dan perawat lansia (caregivers) dalam rangka implementasi IJEPA. TKI dimaksud telah berada di Jepang pada tanggal 7 Agustus 2008. Pada tanggal 5 Agustus 2008 telah dilakukan acara pelepasan para perawat (nurse) dan para perawat lansia (caregivers) yang berjumlah sebanyak 205 orang, yang terdiri dari 104 perawat (29 orang laki-laki dan 75 orang perempuan) dan 101 perawat lansia (47 orang laki-laki dan 57 orang perempuan).
3)Sebanyak 101 perawat lansia Indonesia yang tiba di Jepang bulan Agustus tahun lalu di bawah program IJEPA tersebut telah menyelesaikan pelatihan bahasa Jepang dan disebar ke 51 panti jompo di 24 perfektur Jepang.  Mereka akan bekerja selama 3 tahun dan setelah itu akan mengikuti ujian kualifikasi perawat lansia pada tahun 2012.  Sedangkan untuk perawat yang berjumlah 104 orang direncanakan akan mulai bekerja di rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jepang pada tanggal 12 Februari 2009.
4)Tenaga kerja perawat Indonesia diwajibkan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 6 (enam) bulan di Training Center Association for Overseas Technical Scholarships (AOTS) dan Japan Foundation yang berada di Tokyo, Yokohama, Nagoya dan Osaka. Setelah itu, baru akan disalurkan ke rumah sakit atau lembaga fasilitas kesehatan di seluruh Jepang untuk waktu kerja selama tiga tahun.
5)Selanjutnya, sebelum masa kontrak kerjanya di Jepang berakhir, para perawat diberi kesempatan untuk mengikuti ujian agar mendapatkan sertifikat sebagai perawat dan perawat lansia. Jika dinyatakan lulus, maka para perawat dan perawat lansia tersebut diperkenankan untuk bekerja di Jepang secara permanen.

Sumber:

Tulisan 2 (Nasional) ilmu sosial dasar


Masalah Sosial Di Indonesia



semoga saja ini akan melengkapi semua masalah sosial yang ada di indonesia,di bantu dengan saya pernah menjadi surveyor perusahaan swasta untuk memberikan kuisioner kerumah-rumah warga di daerah perumahan kumuh maupun elit.namun tidak hanya di indonesia saja yang mengalami masalah-masalah sosial seperti ini.
1.Kemiskinan
kemiskinan adalah suatu masalah yang tidak mungkin asing ditelinga kalian,kemiskinan ini terjadi karna  ketidak pedulian dari pemerintah  terlebih dari diri kita sendiri.mengapa pemerintah???karna pemerintah tidak dapat menyanggupi hal yang patut dipenuhi untuk masyarakatnya sendiri seperti,mempersulit untuk mendapatkan apa yang harus kita dapatkan , sedikitnya    bantuan   pemerintah  tapi ternyata menghabiskan biaya anggaran berlipat-lipat.dan mengapa dari kita sendiri???begitu banyak  masyarakat hanya bisa mengeluh tentang kemiskinan tapi mereka bermalas-malasan untuk meraih kesuksesan yang ada, sedangkan  orang-orang maju berlomba-lomba untuk meraihnya dengan segala cara.tapi walau bagaimanapun negara kita  juga sangat membutuhkan orang miskin,karna kalau tidak ada orang miskin siapa yang akan nambal ban di jalanan ,siapa yang akan menjadi kuli bangunan?dll.
2.Lapangan Kerja
   Lapangan kerja di indonesia sekarang agak membaik karna banyaknya perusahaan yang membuka lowongan,mungkin  ini karena    adanya sistem kontrak yang dipakai beberapa perusahaan.dan inilah faktor negative dari segi persahaan dan daridiri sendiri yang harus dirubah bila ingi  dapat kerja banyak yang bilang mencari kerja itu susah insya allah kalau kita sungguh- sungguh atau sangat bersemangat dan  tidak   mudah putus asa kita akan dapat suatu pekerjaan,dan faktor lainnya seperti    kita tidak bisa pekerjaan itu atau tidak sesuai  dengan apa yang kita harapkan,sebenarnya bukan tidak bisa tapi kitanya yang tidak mau.setidaknya lowongan apa yang banyak di cari dan kita harus mempelajarinya sedikit demi sedikit.sedangkan faktor dari perusahaan adanya syarat syarat tidak penting dalam perusahaan seperti berpenampilan sexy cantik dan fisik lainnya ,”ia” itu dibutuhkan hanya untuk spg mobil atau kosmetik tapi kenapa lowongan yang bekerja hanya dalam kantor seperti administrasi,marketing ,atau hal” lainnya kecuali spg juga di haruskan memakai syarat fisik..memangnya lowongan pekerjaan sekarang hanya membutuhkan fisik bukan kemampuan atau cara dia untuk mengembangkan perusahaan?
3.Kemacetan Lalu Lintas
 kemacetan lalu lintas yang parah juga di alami di indonesia karna banyak kendaraan pribadi yang berkeliaran hanya untuk pamer kekayaan kenapa bisa dibilang begitu?karna banyak pengguna mobil pribadi dengan mobil gagah dan besar tapi dia berkendara sendiri atau hanya berdua,kenapa tidak naik sepeda atau motor setidaknya para pejabat di indonesia juga harus mencontohkan kepada warga negaranya ,dan juga kemacetan di karenakan kurang disiplinnya kita saat di jalan raya seperti tidak mentaati rambu ,peraturan juga tidak memperhatikan kondisi kendaraan kita saat  melaju.bila tidak ingin mengenai dampak ini patuhilah rambu yang ada.
4.kekerasan dan kriminalitas
tingkat kriminal di indonesia bermacam-macam dan kebanyakan susah di cari jalan keluarnya bbrapa kriminal yang banyak di temukan yaitu pencopet,perampok,pemerkosa,pembunuh,penculikan,tawuran,perang antar suku,korupsi dan penipuan dengan segala cara ini semua tidak pernah jera dengan hanya imbalan jeruji.kadang semua perlakuan binatang pun ada di negara ini jangankan untuk mengurangi ini semua oknum” pengadilan pun melakukan nya terkadang.mungkin apakah harus ada uji mental buat setiap warga atau cctv di setiap sudut manapun.
5.Sampah dan Kebersihan Lingkungan
di indonesia semakin banyak sampah yang tertimbun makin banyak pula yang buang sampah,bukannya di bersihkan malah ikut-ikutan buang sampah inilah negara kita hanya beberapa saja yang peduli tentang lingkungan kita sendiri,mungkin warga juga kebingungan karna tidak adanya fasilitas dari pemerintah dan ketidak peduliannya.semua ini seharusnya tidak perlu bergantung banyak kepada pemerintah mungkin usulkan para warga untuk diadakannya kerja bakti setiap minggu
6.Air Bersih
air bersih adalah kebutuhan pokok umat manusia,tapi sekarang” banyak sekali ditemukan air yang kotor dan juga berbau ini semua mungkin di sebabkan oleh kali” atau waduk yang tercemar oleh pabrik atau limbah rumah tangga.
7.Listrik
masih banyaknya warga di pemukiman miskin atau terpencil susah mendapatkan listrik,saran saya adalah pemeerintah selalu rajin untuk mensurvei rumah” warga terpencil,walaupun agak susah di jangkau mereka juga masih warga indonesia.
8.Jalanan Rusak
ditemui banyak jalanan rusak di berbagai tempat ini semua hampir ada di manapun anda berkendara dan sangat membahayakan juga berakibat fatal,semoga saja pemerintah cepat tanggap.



Sumber: